Sasuke's Mangekyō Sharingan

Wednesday 21 May 2014

Ritual Turun-Temurun di Madura "Pandhebeh"



A.Sejarah Pandhebeh
                Pandhebeh adalah mitos yang berasal dari agamaHindu-Budha yang kemudian di adopsi oleh masyarakat Jawa timur (madura)melalui tokoh-tokoh besar agama Islam sebagai pendekatan yang kemudianmenjadi kebudayaan di Madura hingga sekarang dan di percayai keberadaan danmanfaatnya. Menurut beliau pandhebeh ini bertujuan untuk keselamatanmasyarakat itu sendiri, karena pada sejarahnya ada makhluk yang kadang ada dankadang juga hilang dari dunia ini (batarakala) yang akan menggangu anak semasahidupnya apabila belum dirokat pandhebeh, baik dari hal material, fisik dan lainsebagainya. Adapun sejarah yang berhubungan dengan Islam adalah dahulu AbdulMuthallib berjanji kalau mempunyai anak 13 orang akan di sembelih satu orang,kemudian minta petunjuk dan akhirnya di ganti dengan 17 Unta.

B.Pengertian Pandhebeh
Secara Estimologis Pandhebeh berasal dari bahasa jawa yaitu “pandowo”  yang berati lima dewa, karena pada hakikatnya manusia terdiri dari: materi,energi, ruang, waktu dan manusia itu sendiri.
Secara istilah Pandhebe adalah suatu ritual atau Ro’an yang di percayai masyarakat sebagai penghindar dari segala cobaan dan rintangan di dalamkehidupan. Ritual ini hanya dilaksanakan oleh orang tua kepada anaknya denganbeberapa alasan tertentu, yaitu komposisi atau urutan saudara kandung. Sehinggasetelah melaksanakan Pandhebeh ini orangtua merasa puas (karena hal ini dipercayai sebagai suatu kewajiban orang tua terhadap anaknya) dan tidak mempunyai beban lagi terhadap anaknya. Dan anaknya merasa terangkat olehorang tuanya. (karena orang tua telah melaksanakan kewjiban terhadapnya)

D.Proses Pelaksanaan Pandhebeh
Ritual pandhebeh di laksanakan oleh anak yang di perkirakan orangtuanyatidak mempunyai anak lagi. Bertujuan untuk menghindari kerancuan urutansaudara, dan di laksanakan sebatas kemampuan materialnya.
Pada umumnya ritual ini di laksanakan pada malam hari tepatnya pukul20.00 sampai pukul 04.00 wib dini hari. Karena malam hari merupakan waktuyang lebih baik untuk mendekatkan diri kepada Sang Kholik. Dan ini dipercayaisupaya maksud dan tujuannya akan segera dikabulkan.Menurut salah satu tokoh yang penulis dikampung itu, hal ini di ambil darisejarah perjalanan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw.
Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan untuk pelaksanaan ritualpandhebeh yaitu:Subjek (anak yang akan di pandhebeh/ hanya satu anak yang mewakilidari beberapa saudara), air kembang dan gayung yang di buat dari buah kelapadan gagangnya dari ranting beringin, kain kafan untuk membalut badannya, ayam,tali ,dan beberapa sesajen lainnya.Hal yang pertama di lakukan oleh orang yang bersangkutan (pandhebeh)adalah tangan kiri di ikat lalu tubuhnya di balut dengan kain kafan (agar selalumenutup dirinya) dan duduk sambil merangkul ayam, (agar penyakit– penyakitmenyerap pada ayam) kemudian di siram dengan air kembang (untuk mensucikandirinya) sambil lalu di suapin nasi (di beri bekal untuk masa depannya, karenaanak akan hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain lagi) dengan carabergantian oleh pihak keluarganya, dimulai dari ke dua orangtua, famili terdekat,kerabat terdekat sampai kepada tetangga terdekatnya.

F.Perspektif Islam tentang Pandhebeh
                Berbicara masalah agama tentu tidak akan pernah lepas dari syariat-syariat dan hukum-hukum tertentu. Namun dalam hal ini bapak Mukrim selaku tokoh budaya Pandhebe mengemukakan bahwa ritual ini memang sepertinya tidak pernah ada dalam syariat Islam, akan tetapi ini adalah cipta karya dan karsamanusia yang semata-mata bertujuan untuk keselamatan umat manusia itu sendiri.Hanya saja ritualnya yang beraneka ragam. Seperti halnya budaya Pandhebe iniyang di percayai oleh masyarakat sebagai ritual yang menyelamatkan seseorangdari marabahaya dalam hidupnya. Jadi budaya ini tidaklah bertentengan denganIslam, karena ini sudah di percayai oleh masyarakat madura sejak dulu dan tidak memeberi efek negatif terhadap Agama, walaupun kadang-kadang ada yangkurang masuk akal. Namun hanya satu tujuannya adalah untuk memohonkeselamatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menurut beliau budaya inihukumnya mubah, artinya boleh-boleh saja di laksanakan karena tidak bertentangan dengan agama. Namun ternyata dalam budaya pandhebe ini adanilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya, yakni dilaksanakan pada malamhari yang di ambil dari kisah Isra’ Mi’raj Rasulullah Saw. Dimandikan supayasuci, karena pada dasarnya manusia adalah fitrah (suci).

G.Pandangan Masyarakat Terhadap Pandhebeh
Dalam kehidupan masyarakat ada Budaya, dan ada Agama sebagai controlsosial. Budaya ini dalam kehidupan masyarakat Madura sudah menjadi sesuatuyang kental dan sangat tidak mungkin untuk di tinggalkan, menurut tokohnyaPandhebeh ini sudah menjadi salah satu tradisi yang bersifat wajib bagi masyarakat. Kalau ada salah seorang yang tidak melaksanakan budaya ini maka dianggap tidak etis dan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai masyarakatmadura. Karena pada realitasnya banyak perbedaan antara yang melaksanakanbudaya ini dengan yang tidak. Dipercaya atau tidak dalam kehidupan masyarakat banyak hal yang di temui efek dari pelaksanan pandhebe ini, adapun efek bagiyang tidak melaksanakannya adalah jalan hidupnya selalu mengalami banyak rintangan, kesehatannya kurang membaik. Namun bagi yang sudahmelaksanakannya adalah dia merasa hidupnya aman dan nyaman.

0 comments:

Post a Comment