Sasuke's Mangekyō Sharingan

Wednesday 21 May 2014

Realita Kepemimpinan Dalam Islam





REALITA KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM




Karya tulis ini dibuat sebagai
tugas mata pelajaran bahasa indonesia
Oleh :
Wildan Fauzan




KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI MODEL BANGKALAN
Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Misi utama seorang pemimpin yaitu melakukan perubahan. Melakukan perubahan tidak mudah. Hal ini terjadi karena masyarakat memiliki keinginan yang berlawanan arah. Pada satu sisi, mereka menginginkan perubahan tetapi pada waktu bersamaan mereka juga ingin mempetahankan tradisinya. Persoalan di seputar psikologis, sosiologis, budaya, dan bahkan politis mengakibatkan seorang pemimpin mengalami kesulitan dalam melakukan perubahan.
Kesediaan berkorban bagi seorang pemimpin akan dilihat sebagai kesungguhannya dalam berusaha meraih visi yang diinginkan. Kebanyakan orang akan mengikuti pemimpin yang teguh pendirian, mementingkan orang banyak, dan sanggup menanggung resiko yang diakibatkan dari keputusan yang diambilnya. Namun pada kenyataannya, pemimpin yang mampu menunjukkan kinerja seperti itu ternyata tidak banyak jumlahnya. Banyak pemimpin yang keberhasilannya bukan diukur dari seberapa jauh membuat perubahan, melainkan diukur dari seberapa banyak kesejahteraan yang diperoleh dari posisinya sebagai pemimpin.
Alasan penulis mengangkat judul Realita Kepemimpinan Dalam Islam karena banyak terjadi pemimpin di era modern ini belum memahami betul bagaimana realita kepemimpinan dalam islam yang telah diajarkan oleh Baginda Rasul Muhammad SAW untuk menjadi pemimpin (Amirul Mukminin).

1.2.        Rumusan Masalah
1.2.1.  Bagaimana realita kepemimpinan dalam islam?

1.3.         Tujuan
1.3.1.  Mendeskripsikan realita kepemimpinan dalam islam

1.4.        Manfaat
1.4.1.  Bagi Calon Pemimpin
Agar dapat meneladani dan menerapkan jiwa kepemimpinan yang ada pada diri Rasulullah SAW.
1.4.2.  Bagi Siswa
Agar dapat meneladani dan belajar untuk menjadi pemimpin yang ada pada diri Rasulullah SAW.
1.4.3.  Bagi Pengajar (Guru)
Agar dapat memberikan sifat kepemimpinan terhadap murid untuk menjadi pemimpin yang ada pada diri Rasulullah SAW.
1.4.4.  Bagi Masyarakat
Agar dapat meneladani dan memilih pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan yang ada pada diri Rasulullah SAW.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Konsep Kepemimpinan
2.1.1. Pengertian Kepemimpinan
          Kepemimpinan memililki berbagai implikasi sebagai berikut:
a.       Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan yang harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin.
b.      Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
c.       Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi. (Mardiyah, 2012:40-41)
Berdasarkan implikasi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah perilaku individu yang mengarahkan orang atau pihak lain untuk mencapai sasaran yang memuaskan dan memberikan kontribusinya demi efektifitas dan keberhasilan dalam membangun organisasi.
2.1.2. Model Kepemimpinan
Mardiyah (2012:41-42) dalam bukunya Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi menjelaskan bahwa ada 5 model kepemimpinan, sebagai berikut:
a.       Traits model of leadership (1900-1950) yang lebih banyak meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin.
b.      Model of situational leadership (1970-1980) yang lebih fokus pada factor situasi sebagai variabel penentu kemapuan kepemimpinan.
c.       Model of effective leaders (1960-1980) yang mampu menangani aspek organisasi dan manusianya sekaligus.
d.      Contingency model (1960-1980) dianggap lebih sempurna dari pada model yang lainnya, namun belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin, dan variabel situasional.
e.       Model of transformational leadership (1970-1990) Konsep ini dinilai telah mengintegrasikan dan sekaligus menyempurnakan ide-ide yang dikembangkan dalam model-model sebelumnya.

2.1.3. Kepemimpina Abad ke-21
a.       Kepemimpinan Transaksional
Mardiyah (2012:42-43) Kepemimpinan transaksional merupakan suatu bentuk hubungan yang mepertukarkan jabatan atau tugas tertentu jika bawahan mampu menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak yang telah mereka sepakati bersama.



Dengan demikian, proses kepemimpinan transaksional dapat ditunjukkan melalui sejumlah dimensi perilaku, sebagai berikut:
1.      Active management by exception, terjadi jika pimpinan menetapkan sejumlah aturan yang perlu ditaati dan secara ketat ia melakukan kontrol agar bawahan terhindar dari berbagai kesalahan, kegagalan, dan melakukan intervensi dan koreksi untuk perbaikan.
2.      Passive management by exception, memungkinkan pemimpin hanya dapat melakukan intervensi dan koreksi apabila masalahnya makin memburuk atau bertambah serius.
b.      Kepemimpinan Transformasional
Kemampuan transformasional merupakan kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Artinya, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, meperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong peruabahan tersebut ke arah kepentingan bersama.(Mardiyah, 2012:43-44)
Yukl (1999:287) Proses transformal dapat terlihat melalui sejumlah perilaku, sebagai berikut:
1.      Attributed charisma; Pemimpin yang memiliki karisma yan memperlihatkan visi, kemampuan, dan keahliannya serta tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain (masyarakat) daripada kepentingan pribadi.
2.      Idealized influence; Pemimpin tipe ini berupaya memengaruhi bawahannya melalui komunikasi langsung dengan menekankan pentingnya nila-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan keyakinan, serta memiliki tekad untuk mencapai tujuan dengan senantiasa mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari setiap keputusan yang dibuat.
3.      Inspirational motivation; Pemimpin ini bertindak denagn cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan.
4.      Intellectual simulation; Pemimpin ini mendorong bawahan untuk memikirkan kembali cara kerja dan mencari cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan tugasnya.
5.      Individualized consideration; Pemimpin ini memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi.














2.2. Kepemimpinan dalam Islam
2.2.1. Pengertian Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan telah menjadi topik pembicaraan dan pembahasan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sejak zaman Nabi Adam as, sudah dibutuhkan adanya pemimpin yang dapat mengatur hubungan manusia. Nabi Adam as telah mendapat amanah dari Allah SWT sebagai khalifah atau pemimpin untuk mengatur ekosistem alam semesta ini dengan baik. Sebagaimana dalam firman Allah SWT:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
  Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Mardiyah (2012:48-50) Terminologi pemimpin dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:
a.       Khalifah
Khalifah adalah seseorang yang diangkat sebagai pemimpin dan penguasa di muka bumi untuk mengemban fungsi dan tugas-tugas tertentu dalam kepentingan-kepentingan agama dan dunia.
b.      Ulu al-Amri
Ulu al-Amri adalah pemilik kekuasaan dan pemilik hak untuk memerintahkan sesuatu berarti yang bersangkutan memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengendalikan keadaan.
c.       Imam
Imam adalah setiap orang yang dapat diikuti dan ditampilkan ke depan dalam berbagai masalah.
d.      Al-Malik
Al-Malik adalah nama bagi setiap orang yang memiliki kemampuan di bidang politik pemerintahan.
Beberapa ayat yang menjelaskan tentang sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin berdasarkan perspektif al-Qur’an meliputi:
1.      Berpengetahuan luas, kreatif inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu tanggap (Q.S. Al-Mujadilah, 58:11)
2.      Bertindak adil, jujur, dan konsekuen (Q.S. An-Nisa, 04:58)
3.      Bertanggung jawab (Q.S. Al-An’am, 06:164)
4.      Selektif terhadap informasi (Q.S. Al-Hujarat, 49:16)
5.      Senantiasa memberikan peringatan (Q.S. Adz-Dzariyat, 51:55)
6.      Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan (Q.S. As-Sajdah, 32:24)
7.      Suka bermusyawarah (Q.S. Ali Imran, 03:159)
8.      Istiqomah dan teguh pendirian (Q.S. Al-Ahqaf, 46:13)
9.      Senang berbuat kebaikan (Q.S. Al-Baqarah, 02:195)
10.  Selalu berkeinginan meringankan beban orang lain, lembut terhadap orang mukmin (Q.S. At-Taubah, 09:128)
11.  Kreatif dan tawakkal (Q.S. Al-Qashas, 28:77)
12.  Mempunyai semangat kompetitif (Q.S. Al-Baqarah, 02:148)
13.  Estetik, berkepribadian baik dan berpenampilan rapi (Q.S. Al-A’raf, 07:31)
14.  Selalu harmonis dan proporsional dalam bertindak (Q.S. Al-Baqarah, 02:190)
15.  Disiplin dan produktif (Q.S. Al-Ashr, 103)

2.2.2.  Kepemimpinan dalam kepribadian Rasulullah SAW
Kartajaya dan Sula (2006:120) Dalam teori kepemimpinan Islam juga menwarkan konsep tentang karakteristik-karakteristik seorang pemimpin sebagaimana yang terdapat pada diri Rasulullah SAW, sebagai berikut:
a.       Siddiq, adalah sifat Rasulullah SAW yang benar dan jujur. Seorang pemimpin harus senantiasa berperilaku benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya, Benar dalam mengambil keputusan yang menyangkut visi dan misi, serta efektif dan efisien dalam operasionalnya dalam lapangan.
b.      Amanah, adalah sifat Rasulullah SAW yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan padanya.
c.       Tabligh, adalah sifat Rasulullah SAW yang komunikatif dan argumentatif. Seorang pemimpin harus mempunyai cara penyampaian yang benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat. Artinya, berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah dipahami dan diterima oleh akal.
d.      Fatanah, adalah sifat Rasulullah SAW yang memiliki intelektual, kecerdikan, dan kebijaksanaan.Seoran pemimpin haus dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat.
Bennis (1994:39-42) Rasulullah SAW telah mengekspresikan sifat-sifat dasar kepemimpinan, sebagai berikut:
1.      Visioner; iasering memberikan berita gembira mengenai kemenangan dan keberhailan yang akan diraiholeh pengikutnya di kemudian hari.
2.      Berkemauan kuat; ia tetap tabah, sabar, dan sungguh-sungguh meskipun berbagai cara yang dilakukan musuhnya untuk menghentikan perjuangannya namun mereka tidak pernah berhasil.
3.      Integritas; ia dikenal memiliki integritas yang tinggi, berkomitmen terhadap apa yang dikatakan dan diputukannya.
4.      Berani; kesanggupan Rasulullah SAW memikul tugas kerasulan dengan segala resiko adalah keberanian yang luar biasa.
5.      Mendengarkan; ia mendengarkan orang-orang yang dilayani, tetapi tidak terpenjara oleh opini publik. Rasulullah SAW sangat mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan.






Antonio (2007:28) Deskripsi skills Rasulullah SAW, dapat dilihat sebagai berikut:
a.       Berpandangan jauh ke depan; ketika sedang menggali parit di sekitar Kota Madinah, Rasulullah SAW “melihat” kejayaan muslim mencapai Syam, Persia, dan Yaman.
b.      Menguasai perubahan; hijarah ke Madinah merupakan suatu perubahan yang diprakarsai Rasulullah SAW dan mampu memengaruhi peta dan arah peradaban dunia.
c.       Desain organisasi; ia mendesain bentuk tatanan social baru di Madinah segera sesudah hijrah di kota itu. Misalnya, mempersaudarakan muhajirin dan ansar, menyusun piagam Madianah, dan membangun masjid dan pasar.
d.      Pembelajaran antisipatoris; ia selalu mendorong untuk belajar sepanjang hidup.
e.       Inisiatif; penaklukan Makkah dengan damai merupakan bukti keberhasilan kepemimpinan Rasulullah SAW.
f.           Penguasaan interdependensi; ia sering meminta pendapat para sahabt dalam persoalan-persoalan strategis, mislanya dalam penentuan strategi perang dan urusan soial kemasyarakatan.
g.      Standar integritas yang tinggi; ia seorang yang adil dalam memutuskan perkara, jujur, dan toleran terhadap penganut agama lain.

0 comments:

Post a Comment