Menurut cerita, suatu
ketika Baginda Raja pergi kedesa pocong. Ia keluar masuk desa untuk mengetahui
keadaan desa. Ketika sampai di suatu tempat, beliau bertemu dengan seorang
gadis desa yang menjadi bunga desa di desa tersebut. Masyarakat pocong
menyebutnya dengan sebutan Nye Pocong. Tidak lama kemudian,karena Raja itu
berkuasa, kemudian Nye Pocong dijadikannya istri. Setelah beberapa lama Baginda
Raja Bangkalan mempunyai anak laki-laki dengan Nye Pocong. Anak laki-laki
yang baru lahir itu oleh Baginda Raja Bangkalan diberi nama Ke’ Lesap.
Namun, dengan
kehadiran buah hatinya tersebut Baginda Raja Bangkalan pergi dari desa pocong
dan kembali ke kerajaan meninggalkan istri dan anaknya. Sunguh kasihan Ke’
Lesap itu karena sudah ditinggalkan ayahnya sejak ia mulai belajar bicara.
Ayahnya,Baginda Raja Bangkalan tidak pernah mengunjungi desa pocong lagi,
karena itu Ke’ Lesap tidak tahu siapa ayahnya. Ketika Ke’ Lesap bermain dengan
teman-temannya di desa , sering kali mereka menertawakannya dan mengejeknya.
Dan salah satu temannya berkata dan bertanya pada Ke’ Lesap “Lesap, kamu pandai
silat,dan pandai main banyak hal. Kamu juga pandai bertani. Tapi kamu tidak
pernah melihat kamu berjalan dengan ayahmu. Kemana ayahmu Ke’ Lesap?
Sebagai seorang anak
yang menjelang dewasa, Ke’ Lesap malu ditanya seperti itu. Kemudian ia bertanya
pada ibunya Nye Pocong siapa ayahnya di ulang-ulang. Sedangkan ibunya
bingung bagimana menjelaskan pada Ke’ Lesap bahwa sebenarnya ayahnya
adalah Raja Bangkalan. Ibunya bingung apa harus diceritakan atau tidak, namun
karena terus menerus ditanyanya, akhirnya ibunya menceritakan dan menyampaikan
kepada Ke’ Lesap bahwa ayahnya adalah Raja Bangkalan. Setelah mendenagarkan hal
itu, kemudin Ke’ Lesap minta izin ibunya untuk merelakanKe’ Lesap pergi mencari
ayahnya. Ke’ Lesap benar-benar ingin tahu siapa ayahnya. Setelah mendengar
permohonan anaknyaakhirnya Nye Pocong mengijinkan Ke’ Lesap berangkat mencari
ayahnya.
Pendek cerita,
Ke’Lesap pergi ke kota Bangkalan dan tiba di alun-alun dimana dia melihat
keraton yang indah. Ia bertemu dengan pekerja keraton dan memberikansalam. Di
keraton Ke’ Lesap mencoba melamar menjadi pekerja disana. Dan akhirnya Ke’
Lesap menjadi pekerja yang bertugas menberi makan kuda milik Raja. Suatu
ketika seekor kuda yang tadinya mengamuk. Karena Ke’ Lesap memang cerdik,ia
tangkap kuda tersebut dan menaikinya, kuda yang tadinya mengamuk kemudian
mengikuti isyarat Ke’ Lesap bejalan menuju kandangnya. Saat itu Baginda Raja
memperhatikan dan heran melihat wajah Ke’ Lesap, karena Baginda Raja merasa
wajahnya mirip dengan wajah Ke’ Lesap, kemudian Ke’ Lesap dipanggil oleh
Baginda Raja dan bertanya pada Ke’ Lesap, Dari mana dananak siapa. Namun
setelah mendengar jawaban Ke’ Lesap, Baginda Rajaterkejutdan berfikir bahwa Ke’
Lesap itu adalah puteranya dengan Nye Pocong dulu. Begitujuga Ke’ Lesap, dia
merasa bahwa Baginda Raja itu adalah ayahnya. Dan Baginda Raja memerintahkan
Ke’ Lesap untuk menjadi tukang memandikan kuda si BagindRaja. Mendengar itu Ke
Lesap gembira sekali akan tetapi Baginda Raja malu mempunyai seorang anak dan
istri dari desa.
Akhirnya, Ke’Lesap
diberi kediaman di Duko oleh Baginda Raja. Tempat ini berada di kota Bangkalan
sekarang. Di desa itulah tinggal seorang yang berilmu dan dewasa yaitu Ke
Lesap.di Duko,ke’ Lesap mengajarkan pencak silat pada para pemuda di Duko
dan muridnya semakin banyak. Jika ada orang sakit ia juga dapat
menyembuhkannya,karena itu semakin banyak muridnya.
Ketika Baginda Raja
mendengar bahwa Ke’ Lesap mempunyai murid banyak dandan belanda mendengar
bahwa ada seorang pemuda dengan murid yang banyak sedang belajar pencak silat.
Jadi kegiatan anak muda yang mengajari pencak silat kepada kaum pemuda
terdengar orang belanda yang mingibuli Baginda Raja agar Ke’ Lesap di jaga.
Lalu Baginda Raja menempatkan penjaga di Duko. Sejak itu kampung itu oleh
orang-orang disebut desa pejagan. Sekarang menjadi desa pejagan. Jadi, desa
pejagan adalah tempat orang-orang Baginda Raja ketika mengaasi Ke’ Lesap.
Ke’ Lesap akhirnya
mengerti, mengapa Baginda Raja bersikap seperti itu walaupun saya
bersikap baik selama ini di sini. danKe’ Lesap terus menjauh dari pajagan, lari
kearah Timur untuk bertapa di Pajuddan. Ktika di Pajuddan, Ke’ Lesap
bertapa,mengobati orang sakit lagi, dan juga mengajar pencak silat. Bersemedi
setiap malam dan sedikit makan. Akhirnya, yang Maha Kuasa memberi Ke’ Lesap
senjata yang dinamai Kodi’ Crancam. Kodi’ Crancam itu kalau dilempar dapat
terbang sendiri. Makin banyak pengikutnya,makin banyak murid-muridya, kemudian
berniat ingin menguasai Madura.
Pertama yang
ditaklukkan adalah bagian Timur Madura, Sumenep. Raja Sumenep ditantang untuk
menyembah Ke’ Lesap. Raja Sumenep tidak berani, rakyatnya tidak kuat melawan
tentara Ke’ Lesap, dan Raja Sumenep dikalahkan. Dan Ke’ Lesap meneruskan ke
Pamekasan. Di Pamekasan Ke’ Lesap menang lagi. Akhirnya terus pergi ke Sampang.
Di Sampangpun ia menang lagi.
Dari perangnya, Ke’
Lesap di Sumenep tidak lama. Hanya dalam semalam ia dapat menaklukkan Raja
Sumenep. Sejak saat itu, Ke’ Lesap memberi nama tempat ini Songenep atau
sekarang Sumenep. Yang di Pamekasan, tidak sampai terjadi perang, hanya diberi
peringatan saja. Bahwasanya Ke’ Lesap dengan tentaranya akan melewat Pamekasan
dan diminta untuk tidak menghalanginya. Ketika Raja Pamekasan mendengar
bahwa Ke’ Lesap beserta tentaranya akan menuju Pamekasan, ia melarikan diri
belum sampai perang. Jadi dengan hanya peringatan saja Raja pamekasanbisa
dikalahkan dan selanjutnya tempat dinamai Mekasan atau peringatan. Di Sampang
malah lebih gampang lagi. Mendengar bahwa Ke’ Lesap akan menyerbu Sampang, raja
dan semuanya melarikan diri. Hanya dilewati saja tentara Sampang sudah
melarikan diri. Dengan alasan ini tempat ini dinamai Sampang atau lewat. Dan
menjadi Sampang.
Terus ke arah Barat,
Ke’ Lesap dan tentaranya tiba di Blega. Waktu itu malam hari, mereka tidur.
Dalam tidurnya Ke’ Lesap bermimpi melihat pohon bercabang empat. Ke’ Lesap
menebang batang ke satu, ke dua, dan ke tiga terpotong semua. Salah satu yang
tertinggal, cabang ke empat tidak dapat ditebang. Senjata yang ayunkan memantul
dan melesat, ini yang mengejutkan Ke’ Lesap.
Meskipun sudah punya
rencana untuk mengalahkan Bangkalan, walaupun Baginda Raja Bangkalan adalah
orang tuanya sendiri, ia terus menuju ke Barat. Baginda Raja mendengar tentang
hal ini. Dan berkata, “Orang seperti ini tidak dapat dihadapi dengan kekerasan.
Orang arogan seperti ini jangan dihadapi dengan kekerasan. Mari dilawan dengan
cara yang tenang yang membuat hatinya tenang. Inilah cara kita menghadapinya.
Saya bermimpi bahwa Ke’ Lesap bisa sial senjatanya jika dihadapi dengan wanita,
dengan penari.”
Baginda Raja sudah
menyiapkan perempuan cantik yang dihias seperti putri Raja Bangkalan. Dan
dibawa ke suatu tempat yang dinamai Tonjung. Ke’ Lesap dan tentaranya membawa
senjata-senjatanya akan menyerbu Bangkalan. Dan Ke’ Lesap heran, karena tentara
Bangkalan tidak ada yang membawa senjata, malah hanya membawa alat-alat musik.
Melihat kedatangan Ke’
Lesap, mereka memainkan alat musiknya sambil menari, terus muncullah penari
perempuan yang cantik sekali dengan pakaian putri Raja. Ke’ Lesap ketika
mendengar bunyi-bunyian, kemudian datang sambil berpikir, “Ada apa ini?”
“Begini Ke’ Lesap,
Baginda raja Bangkalan sebenarnya sudah menyerah. Dan ini putrinya diserahkan
kepada mu.”
Sebenarnya perempuan
itu bukan putri Raja. Perempuan itu hanya penari yang diberi pakaian serta
dihias seperti layaknya putri Raja. Ke’ Lesap mendengar bahwa Raja Bangkalan
sudah berani, maka Ke’ Lesap beserta tentaranya ikut menari dengan tentara
Bangkalan. Orang-orang yang menyamar sebagai panjak, memberikan minuman tua’
dan makanan sampai mereka kenyang. Akhirnya murid-murid Ke’ Lesap sama-sama mau
minum tua’ memabukkan, mereka semua mabuk. Semua murid Ke’ Lesap mabuk dan
tertidur, tinggal Ke’ Lesap sendiri yang menari dengan penari.
Baginda raja tiba.
Melihat baginda raja, Ke’ Lesap terus melemparkan senjatanya, tapi kali ini
tidak dapat terbang lagi. Akhirnya Patih Bangkalan menangkap dan mengikat Ke’
Lesap. Ketika Ke’ Lesap diikat lalu menghilang. Menurut cerita, Ke’ Lesap
menghilang. Jadi Ke’ Lesap bukannya dibunuh, tapi diikat oleh patih Bangkalan
dan ketika Baginda Raja Bangkalan menghampirinya, Ke’ Lesap menghilang. Melihat
Ke’ Lesap menghilang, orang-orangnya Raja Bangkalan bersorak sambil berkata,
“Sekarang orang yang membuat rusuhnya madura sudah mampus, sudah mati?” Sejak
itu, tempat itu dinamai Bangkalan.
Setelah itu
terdengarlah suara, suaranya Ke’ Lesap, “He orang-orang Bangkalan, ingat, saya
kalah dengan kamu, tapi nanti akan ada pertanda umbul-umbul klaras dari arah
Barat Laut. Ini pembalasan saya kepada orang-orang Madura.
0 comments:
Post a Comment