A.Sejarah Pandhebeh
Pandhebeh adalah mitos yang berasal dari agamaHindu-Budha
yang kemudian di adopsi oleh masyarakat Jawa timur (madura)melalui tokoh-tokoh
besar agama Islam sebagai pendekatan yang kemudianmenjadi kebudayaan di Madura
hingga sekarang dan di percayai keberadaan danmanfaatnya. Menurut beliau
pandhebeh ini bertujuan untuk keselamatanmasyarakat itu sendiri, karena pada
sejarahnya ada makhluk yang kadang ada dankadang juga hilang dari dunia ini
(batarakala) yang akan menggangu anak semasahidupnya apabila belum dirokat
pandhebeh, baik dari hal material, fisik dan lainsebagainya. Adapun sejarah
yang berhubungan dengan Islam adalah dahulu AbdulMuthallib berjanji kalau
mempunyai anak 13 orang akan di sembelih satu orang,kemudian minta petunjuk dan
akhirnya di ganti dengan 17 Unta.
B.Pengertian Pandhebeh
Secara Estimologis Pandhebeh berasal dari bahasa jawa yaitu
“pandowo” yang berati lima dewa, karena
pada hakikatnya manusia terdiri dari: materi,energi, ruang, waktu dan manusia
itu sendiri.
Secara istilah Pandhebe adalah suatu ritual atau Ro’an yang
di percayai masyarakat sebagai penghindar dari segala cobaan dan rintangan di
dalamkehidupan. Ritual ini hanya dilaksanakan oleh orang tua kepada anaknya
denganbeberapa alasan tertentu, yaitu komposisi atau urutan saudara kandung.
Sehinggasetelah melaksanakan Pandhebeh ini orangtua merasa puas (karena hal ini
dipercayai sebagai suatu kewajiban orang tua terhadap anaknya) dan tidak
mempunyai beban lagi terhadap anaknya. Dan anaknya merasa terangkat olehorang
tuanya. (karena orang tua telah melaksanakan kewjiban terhadapnya)
D.Proses Pelaksanaan Pandhebeh
Ritual pandhebeh di laksanakan oleh anak yang di perkirakan
orangtuanyatidak mempunyai anak lagi. Bertujuan untuk menghindari kerancuan
urutansaudara, dan di laksanakan sebatas kemampuan materialnya.
Pada umumnya ritual ini di laksanakan pada malam hari
tepatnya pukul20.00 sampai pukul 04.00 wib dini hari. Karena malam hari
merupakan waktuyang lebih baik untuk mendekatkan diri kepada Sang Kholik. Dan
ini dipercayaisupaya maksud dan tujuannya akan segera dikabulkan.Menurut salah
satu tokoh yang penulis dikampung itu, hal ini di ambil darisejarah perjalanan
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw.
Adapun hal-hal yang perlu di persiapkan untuk pelaksanaan
ritualpandhebeh yaitu:Subjek (anak yang akan di pandhebeh/ hanya satu anak yang
mewakilidari beberapa saudara), air kembang dan gayung yang di buat dari buah
kelapadan gagangnya dari ranting beringin, kain kafan untuk membalut badannya,
ayam,tali ,dan beberapa sesajen lainnya.Hal yang pertama di lakukan oleh orang
yang bersangkutan (pandhebeh)adalah tangan kiri di ikat lalu tubuhnya di balut
dengan kain kafan (agar selalumenutup dirinya) dan duduk sambil merangkul ayam,
(agar penyakit– penyakitmenyerap pada ayam) kemudian di siram dengan air
kembang (untuk mensucikandirinya) sambil lalu di suapin nasi (di beri bekal
untuk masa depannya, karenaanak akan hidup mandiri dan tidak bergantung pada
orang lain lagi) dengan carabergantian oleh pihak keluarganya, dimulai dari ke
dua orangtua, famili terdekat,kerabat terdekat sampai kepada tetangga
terdekatnya.
F.Perspektif Islam tentang Pandhebeh
Berbicara masalah agama tentu tidak akan pernah lepas dari
syariat-syariat dan hukum-hukum tertentu. Namun dalam hal ini bapak Mukrim
selaku tokoh budaya Pandhebe mengemukakan bahwa ritual ini memang sepertinya
tidak pernah ada dalam syariat Islam, akan tetapi ini adalah cipta karya dan
karsamanusia yang semata-mata bertujuan untuk keselamatan umat manusia itu
sendiri.Hanya saja ritualnya yang beraneka ragam. Seperti halnya budaya
Pandhebe iniyang di percayai oleh masyarakat sebagai ritual yang menyelamatkan
seseorangdari marabahaya dalam hidupnya. Jadi budaya ini tidaklah bertentengan
denganIslam, karena ini sudah di percayai oleh masyarakat madura sejak dulu dan
tidak memeberi efek negatif terhadap Agama, walaupun kadang-kadang ada
yangkurang masuk akal. Namun hanya satu tujuannya adalah untuk
memohonkeselamatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menurut beliau budaya
inihukumnya mubah, artinya boleh-boleh saja di laksanakan karena tidak
bertentangan dengan agama. Namun ternyata dalam budaya pandhebe ini
adanilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya, yakni dilaksanakan pada
malamhari yang di ambil dari kisah Isra’ Mi’raj Rasulullah Saw. Dimandikan
supayasuci, karena pada dasarnya manusia adalah fitrah (suci).
G.Pandangan Masyarakat Terhadap
Pandhebeh
Dalam kehidupan masyarakat ada Budaya, dan ada Agama sebagai
controlsosial. Budaya ini dalam kehidupan masyarakat Madura sudah menjadi
sesuatuyang kental dan sangat tidak mungkin untuk di tinggalkan, menurut
tokohnyaPandhebeh ini sudah menjadi salah satu tradisi yang bersifat wajib bagi
masyarakat. Kalau ada salah seorang yang tidak melaksanakan budaya ini maka
dianggap tidak etis dan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
masyarakatmadura. Karena pada realitasnya banyak perbedaan antara yang
melaksanakanbudaya ini dengan yang tidak. Dipercaya atau tidak dalam kehidupan
masyarakat banyak hal yang di temui efek dari pelaksanan pandhebe ini, adapun
efek bagiyang tidak melaksanakannya adalah jalan hidupnya selalu mengalami
banyak rintangan, kesehatannya kurang membaik. Namun bagi yang
sudahmelaksanakannya adalah dia merasa hidupnya aman dan nyaman.
0 comments:
Post a Comment