Sasuke's Mangekyō Sharingan

Wednesday 21 May 2014

Sejarah Perkembangan Kerajaan Bangkalan



Sejarah perkembangan Islam di Bangkalan diawali dari masa pemerintahan Panembahan Pratanu yang bergelar Lemah Dhuwur. Beliau adalah anak Raja Pragalba, pendiri kerajaan kecil yang berpusat di Arosbaya, kerajaan ini keberadaannya sekitar 20 km dari kota Bangkalan ke arah utara.

Panembahan Pratanu diangkat sebagai raja pada 24 Oktober 1531 setelah ayahnya, Raja Pragalba wafat. Jauh sebelum pengangkatan itu, ketika Pratanu masih dipersiapkan sebagai pangeran, dia bermimpi didatangi seorang  Alim dan menyuruh Pangeran Pratanu untuk memeluk agama Islam. Mimpinya ini diceritakan kepada ayahandanya selanjutnya sang Ayah memerintahkan patih Empu Bageno untuk mempelajari Islam di Kudus.

Perintah ini dilaksanakan sebaik-baiknya, bahkan Bageno bersedia masuk Islam sesuai saran Sunan Kudus sebelum menjadi santrinya selama beberapa waktu lamanya. Ia kembali ke Arosbaya dengan ilmu keislamannya dan memperkenalkannya ilmi tersebut kepada Pangeran Pratanu.  Pangeran Pratanu sempat marah setelah tahu Bageno masuk Islam mendahuluinya. Tapi setelah dijelaskan bahwa Sunan Kudus mewajibkannya masuk Islam sebelum mempelajari agama itu, Pangeran Pratanu menjadi maklum.

Setelah Pangeran Pratanu sendiri masuk Islam dan mempelajari agama itu dari Empu Bageno, ia kemudian menyebarkan agama itu ke seluruh warga Arosbaya. Akan tetapi ayahnya, Raja Pragalba sampai wafat dan digantikan oleh Pangeran Pratanu belum masuk Islam.  Jauh sebelum Pangeran Pratanu dan Empu Bageno menyebarkan Islam, sejumlah kerajaan kecil di Bangkalan. Diawali dari Kerajaan Plakaran yang didirikan oleh Kyai Demang dari Sampang. Yang diperkirakan merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit yang sangat berpengaruh pada saat itu. Kyai Demang menikah dengan Nyi Sumekar, yang diantaranya melahirkan Raden Pragalba. Pragalba menikahi tiga wanita.

Pratanu adalah anak Pragalba dari istri ketiga yang dipersiapkan sebagai putera mahkota dan kemudian dikenal sebagai raja Islam pertama di Madura. Pratanu menikah dengan putri dari Pajang yang memperoleh keturunan lima orang :
1.      Pangeran Sidhing Gili yang memerintah di Sampang,
2.      Raden Koro yang bergelar Pangeran Tengah di Arosbaya, Raden Koro menggantikan ayahnya ketika Pratanu wafat,
3.      Pangeran Blega yang diberi kekuasaan di Blega,
4.      Ratu Mas di Pasuruan,
5.      Ratu Ayu.

Tahun 1624, Kerajaan Arosbaya runtuh diserang oleh Mataram pada masa pemerintahan Pangeran Mas. Pertempuran ini Mataram kehilangan panglima perangnya, Tumenggung Demak, beberapa pejabat tinggi kerajaan dan sebanyak 6.000 prajurit gugur.

Minggu 15 September 1624, pertempuran yang mendadak ini merupakan perang besar dan memakan korban yang besar pula, laki-laki dan perempuan kemedan laga. Beberapa pejuang laki-laki sebenarnya masih bisa tertolong jiwanya. Namun ketika para wanita akan menolong mereka melihat luka laki-laki itu berada pada punggung, mereka justru malah membunuhnya.

Luka di punggung itu membuktikan bahwa mereka melarikan diri, yang dianggap mengingkari jiwa ksatria. Saat keruntuhan kerajaan itu, Pangeran Mas melarikan diri ke Giri. Sedangkan Prasena (putera ketiga Pangeran Tengah) dibawa oleh Juru Kitting ke Mataram, yang kemudian diakui sebagai anak angkat oleh Sultan Agung dan dilantik menjadi penguasa seluruh Madura yang berkedudukan di Sampang dan bergelar Tjakraningrat I.

Keturunan dari Tjakraningrat inilah yang selanjutnya mengembangkan pemerintahan kerajaan baru di Madura, termasuk Bangkalan. Tjakraningrat I menikah dengan adik Sultan Agung. Selama pemerintahannya kekuasaan dan kewajibnya di Madura diserahkan kepada Sontomerto, sebab ia sering tidak berada di Sampang, ia  sering pergi ke Mataram melapor sekali setahun ditambah beberapa tugas lainnya.
Dari perkawinannya dengan adik Sultan Agung, Tjakraningrat tidak mempunyai keturunan. Setelah istrinya (adik Sultan Agung wafat),  Tjakraningrat  menikah dengan dengan Ratu Ibu ( Syarifah Ambani, keturunan Sunan Giri ), Baru dari perkawinan inilah Tjakraningrat dikaruniai tiga orang anak.

Sedangkan dari selir yang lainnya Tjakraningrat  dikaruniai beberapa orang anak (Tertulis pada Silsilah yang ada di Asta Aer Mata Ibu).

Tahun 1891,  Bangkalan mulai berkembang sebagai pusat kerajaan yang menguasai seluruh kekuasaan- kekuasaan di Madura, pada masa pemerintahan Pangeran Tjakraningrat II yang bergelar Sultan Bangkalan II. Namun Raja ini banyak berjasa kepada Belanda dengan membantu mengembalikan kekuasaan Belanda di beberapa daerah di Nusantara bersama tentara Inggris.

Karena jasa-jasa Tjakraningrat II itu, Belanda memberikan izin kepadanya untuk mendirikan militer yang disebut ‘Corps Barisan’ dengan berbagai persenjataan resmi modern saat itu. Bisa dikatakan Bangkalan pada waktu itu merupakan gudang senjata, termasuk gudang bahan peledak.

Namun perkembangan kerajaan di Bangkalan justru mengkhawatirkan Belanda setelah kerajaan itu semakin kuat, meskipun kekuatan itu merupakan hasil pemberian Belanda atas jasa-jasa Tjakraningrat II membantu memadamkan pemberontakan di beberapa daerah. Belanda ingin menghapus kerajaan itu. Ketika Tjakraningrat II wafat, kemudian digantikan oleh Pangeran Adipati Setjoadiningrat IV yang bergelar Panembahan Tjokroningrat VIII, Belanda belum berhasil menghapus kerajaan itu. Baru setelah Panembahan Tjokroadiningrat wafat, sementara tidak ada putera mahkota yang menggantikannya, Belanda memiliki kesempatan menghapus kerajaan yang kekuasaannya meliputi wilayah Madura itu.
Raja Bangkalan Dari Tahun 1531 – 1882
Tahun 1531 – 1592 : Kiai Pratanu (Panembahan Lemah Duwur)
Tahun 1592 – 1620 : Raden Koro (Pangeran Tengah)
Tahun 1621 – 1624 : Pangeran Mas
Tahun 1624 – 1648 : Raden Prasmo (Pangeran Cakraningrat I)
Tahun 1648 – 1707 : Raden Undakan (Pangeran Cakraningrat II)
Tahun 1707 – 1718 : Raden Tumenggung Suroadiningrat  (Pangeran Cakraningrat III)
Tahun 1718 – 1745 : Pangeran Sidingkap (Pangeran Cakraningrat IV)
Tahun 1745 – 1770 : Pangeran Sidomukti (Pangeran Cakraningrat V)
Tahun 1770 – 1780 : Raden Tumenggung Mangkudiningrat (Panembahan Adipati Pangeran Cakraadiningrat VI)
Tahun 1780 – 1815 : Sultan Abdu/Sultan Bangkalan I
(Panembahan Adipati Pangeran Cakraadiningrat VII)
Tahun 1815 – 1847 : Sultan Abdul Kadirun (Sultan Bangkalan II)
Tahun 1847 – 1862 : Raden Yusuf (Panembahan Cakraadiningrat VII)
Tahun 1862 – 1882 : Raden Ismael (Panembahan Cakraadiningrat VIII)

Senjata Tradisional Madura "Clurit"


         


Clurit memang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Madura, Jawa Timur. Senjata tajam yang berbentuk melengkung ini begitu melegenda. Sejak dahulu kala hingga sekarang, hampir setiap orang di Tanah Air mengenal senjata khas etnis Madura ini. Saking populernya, clurit kerap diidentikkan dengan berbagai tindak kriminal. Bahkan celurit juga digunakan oleh massa saat terjadi kerusuhan maupun demonstrasi di pelosok Nusantara untuk menakuti lawannya.

Boleh jadi, begitu mendengar kata Madura, dalam benak sebagian orang bakal terbayang alam yang tandus, wajah yang keras dan perilaku menakutkan. Kesan itu seolah menjadi benar tatkala muncul kasus-kasus kekerasan yang menggunakan clurit dengan pelaku utamanya orang Madura.

Kendati demikian tak semua orang mengetahui sejarah dan proses sebuah clurit itu dibuat hingga dikenal luas. Di tempat asalnya, clurit pada mulanya hanyalah sebuah arit. Petani pun kerap menggunakan arit untuk menyabit rumput di ladang dan membuat pagar rumah. Dalam perkembangannya, arit itu diubah menjadi alat beladiri yang digunakan oleh rakyat jelata ketika menghadapi musuh.



Clurit adalah alat pertanian yang berfungsi sebagai alat potong yang berbentuk melengkung menyerupai bulan sabit. Meskipun memiliki bentuk yang sama dengan arit /
sabit, Clurit lebih mengacu pada senjata tajam sedangkan Arit atau Sabit cenderung bersifat sebagai alat pertanian.

Clurit merupakan senjata khas dari suku Madura Provinsi Jawa Timur digunakan sebagai senjata carok. Legenda senjata ini adalah senjata yang biasa digunakan oleh tokoh yang bernama Sakera yang kontra dengan dengan penjajah Belanda. Kini senjata clurit sering digunakan masyarakat Madura untuk carok. Sebelum digunakan clurit diisi dulu dengan asma’ / khodam dengan cara melafalkan do’a-do’a sebelum melakukan carok.

Carok dan celurit tak bisa dipisahkan. Carok merupakan simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diri ( kehormatan ). Hal ini muncul di kalangan orang-orang Madura sejak zaman penjajahan Belanda abad 18 M. 

Celurit digunakan Sakera sebagai simbol perlawanan rakyat jelata terhadap penjajah Belanda. Sedangkan bagi Belanda, celurit disimbolkan sebagai senjata para jagoan dan penjahat. Bahwa kalau ada persoalan, perselingkuhan, perebutan tanah, dan sebagainya selalu menggunakan kebijakan dengan jalan carok. Alasannya adalah demi menjunjung harga diri. Istilahnya, daripada putih mata lebih baik putih tulang. Artinya, lebih baik mati berkalang tanah daripada menanggung malu.

Penyelesaian dengan cara carok pasti salah satu ada yang mati. Oleh karena itu walaupun salah satu khasanah budaya rakyat Indonesia, Pemerintah tetap menetapkan sebagai pelanggaran hukum.

Cara Charging SmartPhone yang Benar



     Sering kali Para Pengguna SmartPhone Tidak Mempedulikan Bagaimana MenCharger SmartPhone mereka, mereka Tergolong Asal Cas yang Penting Terisi, Tapi alangkah baiknya Kita Mulai sekarang Memperbaiki kebiasaan Buruk kita saat Mencharge SmartPhone, karena Meng-Charge dengan cara yang Benar juga akan membuat Umur Batrai dan SmartPhone Menjadi Panjang. Pertanyaannya Bagaimana Nge-Charge Smartphone yang Benar ? Baiklah kita Langsung simak saja,

Cara Charge yang benar

1. Jangan Charge Terus Menerus  Cabut Charge ketika Baterai sudah Penuh 100%, walaupun ada beberapa SmartPhone yang memiliki fitur Otomatis Menghentikan Pengisian ketika Penuh, Tapi Jika Terus menerus terjadi tentu ini akan berdampak Buruk pada SmartPhone kita, Sebaiknya kita Langsung Mencabutnya jika sudah Penuh.
2. Charge Sebelum Drop SmartPhone memiliki Batrai yg berbeda dari HP Biasanya, SmartPhone sekarang ini kebanyakan Menggunakan Baterai Berbahan Litium-ion, yang sebaiknya di Charge Sebelum Drop atau Minimal 20% sebelum Drop, biasanya saya sihh MenChargenya ketika batre masih 35%, soalnya biar gak Lama juga Chargenya, Berbeda dengan Baterai yang menggunakan Bahan Nikel yang Baterai Habis baru di Charge, jika itu Terjadi pada Baterai Berbahan Litium-ion maka Justru akan menimbulkan dampak yang Tidak Baik.
3. Letakan SmartPhone di Tempat Ideal Jangan Charge di tempat yang Tidak memungkinkan, Misalnya saja pada Tembok yang memiliki Stop Kontak namun Tidak ada Tempat untuk Meletakan SmartPhone ini sangat berbahaya Jika anda tetap Nekad MenChager di situ dan Meletakannya di atas Charger ini beresiko Jatuh, Kemudian lagi jangan Charge SmartPhone anda pada tempat yang mempunyai Suhu Ekstrim, seperti di Bawah Jok Motor menggunakan Power Bank, atau di Bawah Kaca Mobil. Sebaiknya Letakan SmartPhone pada Meja atau Tempat yang datar dan Tidak Panas, Jangan MenCharge dan Meletakannya pada Kasur, saya Takutkan Apabila SmartPhone anda menerima panas Berlebihan  Meledak dan Bisa Menimbulkan Api yang Menyambar Kasur anda, Bahaya kan.
4. Langsung Charge ke Sumber Listrik ini jika kondisi Memungkinkan Langsung Charge di Stop Kontak misalkan anda sedang di Rumah sedang Tidak ada Aktifitas Menggunakan SmartPhone Anda. Namun jika anda sedang dalam Perjalanan Anda Bisa juga Menggunakan Power Bank, Namun Jangan Anda MenCharge Pada Laptop atau Komputer, Laptop/Komputer Mengalirkan Arus Listrik yang Tidak Stabil sehingga Waktu PenCharge Menjadi Lebih Lama.
5. Jangan Charge sambil di Gunakan ini adalah yang Paling sering Terjadi pada Pengguna SmartPhone, kebanyakan dari mereka Tidak sabar akan Pengisian SmartPhone yang agak Lama, jadi Mereka memilih Memainkannya saat Pengisian Berlangsung, Untuk SMS lah utk main Game Lahh, Tapi ada Satu yang Berbahaya, yaitu Menelpon  pada saat di Charge, Sudah banyak kasus di Luar Negri sana Meledaknya SmartPhone mereka karena di Gunakan untuk Menelpon saat di Charge. Agar Pengisian Maksimal dan Cepat alangkah baiknya Matikan SmartPhone Anda dan Biarlah Terisi sampai Penuh jangan di ganggu Gugat.
Mungkin itulah ulasan dari saya, jika anda Memiliki Pendapat yang Relevan Tinggalkan di Komentar nanti akan saya Update, Semoga Info yang sedikit ini bisa Bermanfaat bagi anda, 

http://granoidcomputer.blogspot.com/2014/05/bagaimana-nge-charge-smartphone-yang.html